Custom Search

Kirimkan Donasimu Untuk Palestina

Sunday, December 14, 2008

Terapi Untuk Bayi Alergi

Masih ingat cerita soal anak saya yang mengalami alergi, alhamdulillah sekarang sudah mulai membaik. Memang terapi yang dilakukan harus cukup ketat, tetapi cukup membawa perubahan yang berarti.

Tadinya sewaktu masih menderita karena alergi, anak saya yang masih berusia 7 bulan itu sering terbangun malam hari dan langsung menangis histeris. Selain itu bila alerginya sedang parah, semua kulit berbintik merah, kulit kepalanyapun banyak yang lecet karna digaruk sendiri.

Biasanya bila alerginya sedang parah-parahnya, kepalanyapun sering dihempaskan kebelakang, akibatnya dia sering mengalami keseleo disekitar bahu dan leher. Untungnya kami punya tukang urut bayi langganan yang memang cukup mengerti jalur dari otot dan urat, sehingga keseleo pada bayi kami pun tidak sampai berlarut-larut.

Menyinggung tukang urut bayi langganan kami, dia cukup membuat kami terkesan, karena bila bayi kami mengalami keseleo/salah urat (biasanya ditandai dengan suhu badan yang agak tinggi), atau hanya masuk angin dia bisa tahu, dan setelah diurut bayi kami bisa nyenyak lagi tidurnya dan mau minum susu.

Ada satu tanda dari keseleo, yaitu bila suhu badan bayi kita panas tetapi kupingnya tidak panas (rasakan dengan pipi kita), kemungkinan besar panas yang diderita adalah akibat keseleo atau salah urat. Satu hal lagi, biasanya panas akibat keseleo tidak pernah mencapai 38 derajat celcius, selalu dibawahnya. Jadi saat bayi kami panas dan panasnya tidak merata, apalagi kupingnya tidak panas sama sekali, kami selalu mencoba untuk mengurutnya terlebih dahulu. Bila keesokan paginya tidak membaik baru kami bawa ke dokter untuk dianalisa lebih jauh oleh pakarnya.

Setelah dua kali berobat ke dokter Widodo, kami mulai menyadari, bahwa gangguan organ bawaan juga bisa menjadi penyebab alergi. Pada bayi kami, alergi lebih disebabkan akibat gangguan pada pencernaannya, sehingga makanan tidak dapat diserap dengan baik. Gangguan pencernaan ini menurun dari saya, yang menurut sang dokter, kelainan/gangguan pada orang tua memang dapat menurun pada anak.

Saat ini bayi saya masih menjalani eliminasi terbuka terhadap makanannya, setelah sukses mengganti susunya dengan yang Bebas Laktosa, secara bertahap makanannya mulai ditambah. Diawali dengan bubur, daging dan wortel yang diblender, kemudian dilihat apakah makanan tersebut mengakibatkan alergi atau tidak. Begitu pula dengan buah-buahan pendampingnya.

Sekarang ini bayi saya sudah sukses melahap nasi (bubur), daging, wortel, buncis, kacang panjang dan bayam tanpa alergi. Sedangkan buah yang terlihat memberi efek alergi adalah jeruk. Bayi saya pun sudah tidak serewel dulu, sekarang kulitnya pun terlihat lebih bersih tanpa bintik merah alergi.

Sepertinya alergi memang tidak ada obatnya, dari dua kali berobat, dokter Widodo sang spesialis alergi anak tidak pernah bilang kalau obat yang dikasih adalah obat alergi, tetapi obat batuk yang memang menyerang anak saya karena suka memasukkan apa yang dipegangnya ke mulut, ditambah dengan vitamin. Sedangkan untuk gatal-gatal akibat alergi diberikan salep untuk pengobatan luar.

Semoga saja dengan terapi ini anak saya bisa terbebas dari gangguan alergi seumur hidupnya ... aamiin.

No comments:

Submit This Blog

Add to Technorati Favorites Personal Blogs - BlogCatalog Blog Directory
Free Web Hosting with Website Builder