Custom Search

Kirimkan Donasimu Untuk Palestina

Wednesday, January 21, 2009

Hutang Budi Indonesia Pada Palestina

Tulisan ini saya dapat dari salah satu milis yang saya ikuti

Ngapain sih repot-repot turun kejalan mendukung Palestina, bikin macet jalan doang??!pake kibar-kibarin bendera mereka lagi….

Kalau ada ribut-ribut di negara- negara Arab, misalnya di Mesir, Palestina, atau Suriah, kita sering bertanya apa signifikansi dukungan terhadap Negara tersebut. Misalnya hari ini ketika Palestina diserang. Ngapain kita (Indonesia) sibuk sendiri ?

Btw, buat yang kepikir kayak gitu semoga info berikut membantu menyadarkan kita (Bangsa besar Indonesia), kita sebagai orang Indonesia malah berhutang dukungan untuk Palestina dan negara arab lain.

Dari sumber yang saya peroleh (insyaallah shahih);

Sukarno-Hatta boleh saja memproklamasikan kemerdekaan RI de facto pada 17 Agustus 1945, tetapi perlu diingat bahwa untuk berdiri (de jure) sebagai negara yang berdaulat, Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain. Pada poin ini kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia bisa berdaulat.


Temen-temen tau tidak bahwa gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti dikutip dari buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia , M. Zein Hassan Lc. M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, menyatakan dalam bukunya pada hal. 40, menjelaskan tentang peranserta, opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia, di saat negara-negara lain belum berani untuk memutuskan sikap.

Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar Palestina- secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:

“.., pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami, bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebar-luaskan, bahkan harian “Al-Ahram” yang terkenal telitinya juga menyiarkan.” Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi “Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia” dan memberi dukungan penuh. Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat dinegeri ini.

Bahkan dukungan ini telah dimulai setahun sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI.

Tersebutlah seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia , Muhammad Ali Taher. Beliau adalah seorang saudagar kaya Palestina yang spontan menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan berkata: "Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia .."

Temen-temen. ...berapa uang kita yang sudah diperuntukan kepada mereka yang dulu telah membantu moyang kita...?????

Dukungan Mengalir Setelah Itu

Di jalan-jalan terjadi demonstrasi- demonstrasi dukungan kepada Indonesia oleh masyarakat Timur Tengah.

Ketika terjadi serangan Inggris atas Surabaya 10 November 1945 yang menewaskan ribuan penduduk Surabaya , demonstrasi anti Belanda-Inggris merebak di Timur-Tengah khususnya Mesir. Sholat ghaib dilakukan oleh masyarakat di lapangan-lapangan dan masjid-masjid di Timur Tengah untuk para syuhada yang gugur dlm pertempuran yang sangat dahsyat itu.

Yang mencolok dari gerakan massa internasional adalah ketika momentum Pasca Agresi Militer Belanda ke-1, 21 juli 1947, pada 9 Agustus. Saat kapal "Volendam" milik Belanda pengangkut serdadu dan senjata telah sampai di Port Said.

Ribuan penduduk dan buruh pelabuhan Mesir berkumpul di pelabuhan itu. Mereka menggunakan puluhan motor-boat dengan bendera merah putih –tanda solidaritas- berkeliaran di permukaan air guna mengejar dan menghalau blokade terhadap motor-motor- boat perusahaan asing yang ingin menyuplai air & makanan untuk kapal "Volendam" milik Belanda yang berupaya melewati Terusan Suez, hingga kembali ke pelabuhan.

Temen-temen gimana rasannya saat melihat bendera kita di kibarkan oleh bangsa lain dengan kesadaran penuh menunjukan rasa solidaritasnya. ..???? karena mereka peduli

Wartawan 'Al-Balagh' pada 10/8/47 melaporkan:

"Motor-motor boat yang penuh buruh Mesir itu mengejar motor-boat besar itu dan sebagian mereka dapat naik ke atas deknya. mereka menyerang kamar stirman, menarik keluar petugas-petugasnya, dan membelokkan motor-boat besar itu kejuruan lain."

Melihat peliknya usaha kita untuk merdeka, semoga bangsa Indonesia yang saat ini merasakan nikmatnya hidup berdaulat tidak melupakan peran bangsa bangsa Arab, khususnya Palestina dalam membantu perdjoeangan kita.

Temen-temen, setelah baca cerita ini sayapun tidak memaksa (kalau merasa keberatan) untuk turun kejalan, memberi sumbangan dana atau apalah namannya. Saya juga belum paham betul duduk permasalah yang begitu ruwet di palestina. Setidaknya kita diingatkan bahwa kenikmatan kita hari ini, tidak lepas dari bantuan moyang mereka jua………….dan saya hanya menegur diri saya sendiri, bahwa disana (palestina)sedang ada musibah kemanusiaan. Sebagaimana Indonesia puluhan tahun yang lalu.

One man one dollar to save palestina!!! !!!!

Selengkapnya..

Wednesday, January 14, 2009

Jalan - Jalan Pelan Ke Jogjakarta

Sudah lama juga ya saya tidak ke Jogja, sebuah kota yang terkenal dengan ke'pelan'annya, dimana semua berjalan dengan sangat pelan, dari tariannya, musik tradisionalnya, hingga waktu yang berjalan terasa pelan di kota ini.

Kota ini adalah salah satu kota favorit saya untuk berlibur saat masih kuliah dulu. Tetapi sejak menikah, kesibukan dan kurangnya anggaran untuk berlibur membuat saya tidak pernah kembali ke kota ini sampai saat sekarang. Kedatangan saya ke kota ini sebenarnya ditugaskan oleh kantor untuk membuat MOU dengan konsultan dari UGM yang akan menyusun Sistem dan Prosedur di perusahaan tempat saya bekerja.

Kepelanan dari kota ini sudah saya rasakan dari mulai keberangkatan saya di Bandara Sukarno Hatta, dengan tidak sengaja, seorang teman mendengar pembicaraan petugas di boarding lounge yang mengatakan bahwa pesawat yang rencananya akan kami tumpangi ternyata masih harus melayani satu rute lagi menuju Palembang, saya dan teman-teman mulai resah dan menghitung berapa lama lagi kami akan di delay. Jakarta - Palembang 45 menit, tambah 30 menit untuk persiapan take off kembali, jadi pulang pergi sekitar 2 1/2 jam ....... Uhhh waktu yang cukup panjang bila harus menunggu selama itu.

Pukul 17.00 yang merupakan jadwal keberangkatan kami, petugas mengumumkan bahwa penumpang jurusan Solo di delay 45 menit, tapi ternyata tidak sampai 45 menit, mereka dipersilahkan untuk boarding. Tidak lama setelah itu, giliran pesawat tujuan Jogja dipersilahkan untuk mengambil makanan, sepertinya ini adalah kompensasi keterlambatan seperti sebelumnya yang sudah saya curigai karena disepanjang jalan menuju boarding lounge sudah penuh orang dan kotak bekas makanan, yang artinya sebelum kami sudah ada pesawat yang delay, ditambah lagi sepengetahuan saya kalau untuk penerbangan 45 menit, maskapai ini tidak memberikan jatah makan kepada penumpangnya.

Ternyata maskapai ini tidak mau merusak nama baiknya, tidak lama setelah dibagikan makanan, terdengar pengumuman bahwa pesawat kami telah mendapatkan pengganti, sehingga keterlambatan hanya satu jam saja ... Alhamdulillah tidak seperti perhitungan sebelumnya.

Begitu sampai di Jogja, suasana pelan langsung terasa, kami menyewa avanza untuk mengantar ke penginapan kami di Wisma MM UGM, mas Joko namanya orang yang menawarkan jasa mobil sewaan tersebut. Orang Jogja asli yang bicaranya cukup pelan khas Jogja. Bahkan tidak hanya berbicaranya saja, tetapi cara membawa mobilnya pun cukup pelan, tidak pernah lebih dari 40 Km/jam.

Ditengah perjalanan, ketua tim kami langsung menawar mas Joko untuk mengantar kami makan dan jalan-jalan sebentar, mas Joko pun menyetujui walaupun dengan tarif kebijaksanaan. Setelah menaruh barang-barang di wisma, perjalanan dilanjutkan dengan hunting batik di Malioboro, entah kenapa Malioboro ini masih ramai padahal masih malam Sabtu, atau karena memang Kota Pelajar ini juga meliburkan pelajarnya dihari Sabtu. Kemudian dilanjutkan dengan makan malam ringan karena sore tadi sudah dapat jatah makan di Bandara. Jadilah Bakmi Kadin menjadi sasaran akhir malam pertama kami di Jogja, pilihan bakmi goreng dan bakmi rebus sebagai ganjalan perut terakhir malam itu diiringi dengan kepelanan musik keroncong yang dinyanyikan oleh artis penghibur di depan Bakmi Kadin.

Perjalanan dilanjutkan dengan pulang kembali ke wisma, disitulah saya semakin menyadari betapa istimewanya Jogja dengan segala kepelanannya. Bayangkan saja, malam hari yang cukup lengang, mas Joko masih saja mengemudikan kendaraannya tidak pernah melebihi 40 Km/jam, begitu pula dengan kendaraan lainnya yang berjalan dengan santai tanpa kebut-kebutan.

Esok paginya kami melanjutkan tujuan utama kami, melakukan negosiasi hingga mencapai MOU atas kerjasama Perusahaan kami dengan konsultan PPM UGM. Begitu memasuki halaman kampus, kami disambut dengan peraturan masuk kampus berupa gambar-gambar yang cukup representatif, dilarang merokok, dilarang berkaos T shirt, dilarang bersandal, dilarang bercelana pendek. Larangan yang mencerminkan suatu tempat pendidikan yang masih menganut adat ketimuran, jangankan memakai kaos 'u can see', pakai T shirt saja tidak boleh. Suasana kampus modern pun juga terlihat dengan ruang komunitas yang berisi komputer disetiap mejanya, dan tersedianya Hotspot area. Disudut-sudut kampus terlihat beberapa Mahasiswa yang sedang bermesraan dengan Laptopnya. Salut saya buat kampus ini.

Satu lagi keistimewaan pelan yang ada di Jogja akan saya ceritakan disini. Pertemuan terlambat satu jam karena kesalahan saya yang terlambat bangun, sehingga tim kami terlambat datang dari rencana jam 8 pagi, mundur hingga jam 9 pagi. Alotnya perundingan untuk mencapai kesepakatan consultant fee tersebut memakan waktu hingga 6 jam. Bila mengingat hal tersebut saya sering tersenyum sendiri. Saya yang kebetulan saat ini ikut sebagai anggota dalam Tim Pengadaan Barang/Jasa di perusahaan, paling lama melakukan negosiasi harga hanya sekitar 2 jam saja, itupun dimulai dengan pembukaan Sampul Penawaran Harga dari peserta tender yang ikut. Tetapi untuk negosiasi kali ini, memakan waktu hingga 6 jam, tiga kali lipat dari biasanya, padahal penawaran hanya satu dan sudah diterima oleh tim kami jauh sebelum negosiasi. Saat itupun waktu berjalan terasa sangat pelan, maklumlah saya pribadi kurang tidur waktu itu.

Sekembalinya kewisma yang berjarak sekitar 2 km dari kampus UGM, kami langsung mandi, sholat dan melanjutkan tugas kami dengan hunting oleh-oleh ke Malioboro, karena memang jalannya sama ibu-ibu yang hobby belanja, Jalan Malioboro yang pendek itu ditempuh dengan waktu mencapai 4 jam, sungguh perjalanan yang sangat pelan .... hahahaha... Tadinya sih semua berniat melanjutkan perjalanan ke Alun-alun, tapi karena sudah mulai terasa lelah, akibat perjalanan 4 jam tadi ditambah lagi rapat selama 6 jam sebelumnya akhirnya tim memutuskan untuk makan ditempat yang tidak terlalu ramai, maka Iga Bakar gejayan pun menjadi pilihan ... hmmmm nyam nyam nyam. Selesai makan kembali ke wisma untuk tidur.

Minggu pagi, dengan rencana awal jalan-jalan ke Solo dimulai dengan sarapan pagi di wisma. Namun karena ada satu kawan yang tidak selera dengan makanan wisma, kita jadi ikut menemani dia untuk makan soto ayam (saya lupa tempatnya). Oh iya, tadinya kita berencana memanggil mas Joko untuk mengantar, namun karena sulit dihubungi, salah seorang teman meminta bantuan dari kantor cabang kami yang ada di Cilacap, dan tidak lama kemudian sebuah Mazda E2000 yang cukup lega siap mengantar kami dengan disupiri oleh Pak Mimin, yang sepertinya juga orang asli Jogja. Selesai makan, perjalanan dilanjutkan mengikuti arahan pak Mimin, pabrik Bakpia Pathuk 25, tempat makanan oleh-oleh khas kota gudeg ini selain gudeg itu sendiri tentunya. Sekali lagi, perjalanan pun terasa sangat pelan sehingga rencana ke Solo pun dibatalkan, karena takut tidak cukup waktu untuk mengejar pesawat yang dijadwalkan take off jam 16.30.

Batalnya rencana ke Solo yang memang diniatkan untuk hunting batik juga, dilampiaskan dengan kembali mengunjungi Malioboro untuk ketiga kalinya (puas juga yah ke Malioboro tiga kali). Kali ini pasar Beringhardjo menjadi sasaran 3 ibu-ibu dan 2 orang bapak yang sedang menunggu jadwal pesawat berangkat. Suasana pasar di hari Minggu itu cukup padat, sampai-sampai sebelum turun dari mobil, pak Mimin mengingatkan untuk berhati-hati sama barang bawaan kita dan dompet tentunya. Entah kenapa daya tarik batik membuat saya dan teman-teman semangat untuk berbelanja kembali, padahal sebelumnya sudah cukup banyak saya lihat teman-teman membeli batik untuk oleh-oleh. Mungkin juga karena harga yang sangat fantastis murahnya. Hari itu saya mampu membeli 3 stel piyama anak dan 1 daster dengan harga Rp 50 ribu, beli seprai batik wayang ukuran kingsize dengan 4 sarung bantal dan 2 sarung guling seharga hanya Rp 90 ribu, bahkan teman saya terpaksa meminjam uang sama ketua tim untuk bisa membeli paket Bed Cover + seprai batik seharga Rp 325 ribu. Sungguh rentang harga yang sangat sulit dijumpai di Jakarta.

Makan siang pun masih tetap di pasar Beringharjo, karena semua masih penasaran untuk terus berbelanja. Gado-gado Bu Hadi Generasi Ketiga menjadi pilihan santap siang kali ini. Selesai makan dan belanja, perjalanan dilanjutkan untuk membeli Gudeg dan Bebek Goreng untuk oleh-oleh. Deadline waktu untuk check in pesawat pun hampir terlewati, sehingga salah seorang teman rela ditinggal di bebek goreng dan menyusul dengan taksi supaya kami tidak terlambat check in. Akhirnya kami pun bisa merasakan ketergesa-gesaan di kota pelan ini.

Selamat tinggal Jogja, selamat tinggal kota pelajar, selamat tinggal kota gudeg, selamat tinggal kota pelan.



Selengkapnya..

Saturday, January 3, 2009

Belajar Jadi Blogger Norak

Sehabis blogwalking trus kutak-katik blog, kok saya jadi ingat pernah baca ulasan tentang internet marketing gitu deh, yang mengatakan kira-kira (soalnya saya lupa blognya) ".... dari pada blog kita terlalu ramai dengan banner, saking ramainya bisa mengalahkan rally nascar...." kira-kira gitu deh. Setelah saya lihat, kok blog saya kayaknya emang norak yah, rame benerrrr.

Tapi tidak apalah, berhubung saya masih newbie dan masih punya semangat belajar. Inilah enaknya jadi newbie, tidak perlu takut dicemooh, karena para senior pun akan paham, paling-paling cuma menggumam, "oohhh pantesss, masih belajar yah".

Sebagai pelajar (belajar ngeblog), banyak juga manfaat yang sudah saya ambil, disini kita belajar untuk bisa mengeluarkan pendapat dan menerima pendapat orang lain, mendapat ilmu tambahan dari blogwalking, dapat pahala dari menyebarkan ilmu yang kita punya, cari duit baik sambilan maupun jadi pekerjaan utama, bahkan bisa untuk ajang silaturahmi lho.

Kalau boleh saya menyimpulkan, kita tidak usah takut untuk jadi norak, karena norak itu kadang bisa bermanfaat, walaupun kadang juga menyebalkan, asalkan kenorakan itu tidak menyinggung dan menyakiti orang lain. Seiring jalannya waktu (deee bahasanya) kenorakan itu mungkin akan berkurang, menghilang atau bahkan semakin menjadi, tapi tetep jangan pernah takut untuk jadi norak, karena norak itu berarti lain dari yang lain dan bisa menjadi trademark seseorang bahkan bisa dijual. Coba lihat bagaimana seorang Tukul menjual kenorakannya dengan harga Rp 30 juta per episode acara "4 matanya".

Inilah sekedar justifikasi atas kenorakan blog yang saya bikin, mudah-mudahan bisa tetap norak.

Hidup Blogger .... Hidup Norak .... Hidup Blogger Norak .... Hidup Semuanya (kalo mati dah nggak bisa ngeblog soalnya - iihhh noraaaakkkkk)

Selengkapnya..

Friday, January 2, 2009

Tarif Fastnet Naik, BBM Turun

Tahun 2009 ini benar-benar tahun yang mengejutkan. Sesuatu yang diluar dugaan saya sebagai orang awam, teori yang selama ini dianut oleh bangsa kita, kalau BBM naik maka harga-harga pada ikutan naik, teori ini tidak berlaku untuk tarif internet murah-meriah di Indonesia yang selama ini menurut catatan saya dipegang oleh Fastnet dengan harga Rp 99 ribu ++ perbulan, untuk bandwith 384 kbps unlimitted. Diakhir tahun 2008 saat pemerintah mengumumkan akan menurunkan harga BBM bersubsidi (premium dan sollar), justru Fastnet mengumumkan kenaikan tarif internet unlimittednya yang murah meriah itu.

Tarif internet unlimitted dengan bandwith 384 kbps mulai Januari 2009 menjadi Rp 135 ribu ++ atau Rp 148.500 setelah pajak, naik hampir 50% suatu kenaikan yang cukup signifikan dari persentasenya. Memang sih harga segitu masih termasuk murah jika dibandingkan dengan provider-provider internet lainnya. Saya pribadi tidak terlalu keberatan dengan kenaikan harga segitu, tetapi tentu dengan harapan bahwa pelayanan fastnet semakin baik.

Pengalaman saya selama ini menggunakan layanan fastnet cukup menyenangkan, tidak seperti yang pernah saya dengar tentang pelayanannya yang ribet dan acuh tak acuh. Mungkin karena memang internet ditempat saya hampir tidak pernah mengalami gangguan yang berarti sehingga tidak perlu kunjungan dari tekhnisi fastnet.

Sampai saat ini saya masih memberi salut kepada PT Firstmedia Tbk yang mau memikirkan bagaimana menghadirkan internet murah ketengah-tengah Bangsa yang haus informasi ini. Dengan berfikir positif, saya berkata dalam hati bahwa kenaikan tarif ini untuk mengantisipasi investasi besar-besar untuk pembangunan jaringan internet selanjutnya, dan saya berharap semakin kedepan disaat jaringan fastnet telah solid, maka tarif pun akan ikut turun kembali, seperti BBM kita yang juga bisa turun.

Semoga apa yang diinginkan oleh para netter di Indonesia, untuk mendapatkan harga sambungan internet yang murah meriah dan berkualitas dapat terwujud dalam jangka waktu yang tidak lama lagi.

Satu hal lagi, apabila nanti terjadi kondisi tarif internet akan turun, saya juga berharap tidak terjadi kelangkaan atau hilangnya sambungan internet untuk sementara, seperti yang terjadi saat ini terhadap BBM idola kita yang menghilang saat akan diturunkan harganya.

Selengkapnya..

Submit This Blog

Add to Technorati Favorites Personal Blogs - BlogCatalog Blog Directory
Free Web Hosting with Website Builder